Berbagi untuk Perubahan

Berbagi untuk Perubahan

Berbagi untuk Perubahan

Kegiatan Local Leaders’ Day II sudah berlalu. Tapi, eforia masih sangat terasa dan tagar #LLD2014 masih ramai di beberapa media sosial. Relawan dari berbagai kota menuliskan pengalamannya mengikuti acara ini di blog masing-masing. Ajang kumpul dan koordinasi relawan Akademi Berbagi dari seluruh Indonesia ini memang keren, kali ini melibatkan 200 relawan dari 38 kota setelah dua tahun lalu diadakan di Bogor dengan 100 relawan dari 15 kota. Dalam LLD II kali ini saya mewakili Akber Bogor.

Bagi saya, LLD II ini memiliki makna istimewa. Berkumpul dengan relawan muda dengan semangat luar biasa dari seluruh penjuru negeri adalah sesuatu yang menyenangkan. Karena ikut LLD pula saya bisa sekalian pulang kampung, melepas rindu kepada orangtua yang kian renta, yang tinggal di Salatiga. Lalu, tempat diadakannya acara yang terletak di lereng Merbabu juga mengingatkan saya akan masa kecil.

Materi yang saya dapatkan selama tiga hari tentu sangat bermanfaat, baik sebagai individu maupun sebagai relawan yang terlibat dalam gerakan sebesar Akademi Berbagi. Hari pertama dengan internet sehat, hari kedua dengan appreciative inquiry dan hari ketiga dengan komunitas dan perubahan sungguh ‘kaya’ dengan pelajaran berarti.

LLD adalah kegiatan yang diadakan dengan tujuan menguatkan organisasi dan juga relawan secara personal untuk mencapai visi bersama.  LLD I di Bogor mengambil tema Networking dan Optimalisasi Media Sosial, sedangkan LLD II di Salatiga yang diadakan di Pondok Remaja Salib Putih Salatiga 7-9 Maret 2014 lalu mengambil tema Empowering Volunteers, Connecting Opportunity.

Dengan visi Akademi Berbagi sebagai suatu gerakan nirlaba yang bergerak di bidang diseminasi ilmu dan pengetahuan aplikatif, tema-tema yang diusung dalam LLD sangat erat kaitannya dengan semangat perubahan. Dan, salah satu yang kami bawa pulang setelah LLD II adalah stiker bertuliskan “Perubahan itu pasti, tapi berbagi selalu bikin happy!

Secara personal, saya sangat meyakini dua hal itu: berbagi dan perubahan. Namun ketika membaca tulisan yang tertera pada stiker itu saya merasa ada yang mengganjal. Hanya satu kata tapi efeknya luar biasa. Kata itu adalah ‘tapi’.

Kata ‘tapi’ adalah kata penghubung yang dipergunakan untuk mengaitkan klausa dengan pertalian perlawanan (Sugono, 2009: 214).  Entitas ‘berbagi’ dan ‘perubahan’ bahkan bisa sangat menguatkan satu sama lain. Semakin banyak orang yang mau berbagi, semakin besar pula peluang untuk terjadinya sebuah perubahan.  Jadi, kalau saya boleh berpendapat, jika tulisan pada stiker itu “Berbagi untuk Perubahan, karena Berbagi Bikin Happy!” tentu memberikan makna berbeda dari kalimat semula. Klausa pertama berupa ajakan untuk berbagi dan klausa kedua adalah alasannya.

Bravo Akademi Berbagi! Mari makin banyak berbagi untuk perubahan. Semoga apa yang diperoleh relawan selama LLD II kali ini menjadi bekal untuk membangun negeri, yang dimulai dengan membangun mimpi tinggi untuk terus memperbaiki diri. Dengan materi appreciative inquiry dari tiga pijar, semoga mimpi kami para relawan tak hanya tinggal mimpi.

 

[Sumber Cerita Akber: blog Utami Utar]