C h a l l e n g e ! Cerita dibalik Uang 50 Ribu

C h a l l e n g e ! Cerita dibalik Uang 50 Ribu

C h a l l e n g e ! Cerita dibalik Uang 50 Ribu

Jakarta, 24/02/19

 

Yayasan Akademi Berbagi (ABF) mengadakan Leadership Workshop yang berlangsung mulai tanggal 22 – 24 Februari 2019. Nah, kegiatan workshop kali ini sangat spesial. Hanya orang-orang pilihan dari masing-masing kota yang berhak mengikutinya. Melalui kurasi dari pihak Akber Nasional beserta ABF maka terpilihlah 20 orang, termasuk aku. Dan ini adalah kali pertamaku mengikuti kegiatan keren dari Akademi Berbagi.

 

Hal paling mengena pada workshop tersebut terletak di akhir materi hari ke tiga (terakhir). Guru memberikan sebuah challenge kepada semua volunteer berupa satu buah paperclip untuk ditukarkan dengan barang milik orang yang belum kita kenal. Apa yang ada dibenak Anda tentang challenge itu? Sempat kah berpikir sulit mengerjakannya? Pasti ya, karena posisi Anda berada di Kota Metropolitan Jakarta. Akan tetapi, tidak denganku. Aku merasa tidak begitu sulit menjalankan challenge ini, sebab dalam diri memiliki keyakinan bahwa AKU PASTI BISA – menaklukkan!

 

Setelah keluar dari hotel, semua volunteer berbondong-bondong mencari target yang bisa diajak bertukar. Jujur aku sedikit santai sih, namun sedikit bingung menentukan targetnya itu siapa. Awal mencari target aku bersama dengan Devina (Akber Batam)  dan Habibi (Pekalongan). Mulai menghampiri mas-mas yang ada di depan supermarket namun gagal, kemudian kita berjalan ke arah kiri dari Hotel dan Devina pun lepas dengan kita. Habibi memutuskan untuk masuk ke sebuah cafe, lalu aku hanya menunggu dia keluar. Ku tengok kanan-kiri mencari target yang kira-kira bisa diajak bertukar sesuatu. Tidak lama kemudian, Abi keluar dengan wajah muram, itu artinya dia gagal. Okey, kita mencoba berjalan kembali sedikit menjauh dari lingkungan hotel. Aku melihat ada dua bapak-bapak sedang berbincang-bincang. Yang satu berpenampilan rock n roll dengan kacamata, dan berbagai aksesoris menempel di tubuhnya. Sedangkan satunya lagi bapak biasa yang terlihat lebih tua. Sempat aku berpikir, “Apakah coba samperin bapak itu aja ya?” Tetapi hatiku sepertinya masih ragu. Lalu, Abi memilih ke arah pekerja bangunan yang sedang bekerja. Dan aku lagi-lagi hanya berdiri menunggu Abi. Entah mengapa, mataku tertuju ke bapak-bapak yang sebelumnya itu. Tanpa berpikir panjang bismillah saja deh menghampiri bapak tersebut. Aku mulai memperkenalkan diri, setelah itu langsung mengutarakan tujuanku.

 

“Selamat siang bapak, saya Nazil. Boleh minta waktunya sebentar ya pak. Begini pak, saya sedang mendapat tantangan berupa menukarkan barang saya ini dengan barang milik bapak. Barangnya memang kecil, tapi sangat berharga bagi saya. Apakah bapak berkenan bertukar barang dengan saya? Apa aja yang bapak punya, kecuali makanan & minuman.”

Bapaknya diam, terlihat memikirkan. Ku coba bertanya kembali, “Apakah bapak berkenan menukarkan barang bapak dengan barang saya?”

“Apa ya mbk? Saya cuma bawa handphone aja ini. Kan gak mungkin ya masa handphone,” ujarnya santai.

“Terserah bapak mau ditukarkan dengan apa.”

Hening beberapa saat, sampai pada akhirnya Abi datang menghampiriku.

“Aku udah dapat mbk, kamu udah belum?” Tanya Abi.

“Ini lagi coba ngobrol sama bapaknya,” tiba-tiba …

“Kalau uang boleh gak mbk?” Sahut bapak itu.

“Boleh pak, silahkan. Namun jika tidak berkenan saya akan mencari ke yang lain,”

“Yaudah deh, aku kasih uang aja ya (sambil mengeluarkan dompet). Ini uang buat kamu?” (Menyodorkan uang 50.000)

Aku pun sontak kaget.

“Ini beneran buat saya pak?” Tanyaku lagi karena memastikan.

“Iya buat kamu,”

Dari situlah perasaanku campur aduk. Aku berjabat tangan dengan bapak itu, dan berkali-kali mengucap terima kasih serta mendoakan kebaikannya. Kemudian aku pergi menuju hotel kembali.

 

Refleksi setelah menjalankan challenge ini:

  1. Merasa tertantang sekali.
  2. Tanamkan sebuah tekad atau keyakinan terhadap diri sendiri.
  3. Ikhlas saja menjalaninya.
  4. Jangan melihat seseorang dari luar penampilannya, namun cobalah dekati terlebih dahulu agar sedikit mengenal orang itu.
  5. Belajar banyak hal dari lingkungan yang bukan kota sendiri.

 

Terima kasih Akademi Berbagi, Berbagi Bikin Happy!

 

Tulisan oleh Nazilatul Khusna, Relawan Akademi Berbagi Pekalongan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *