Generasi Hijau

Generasi Hijau

Generasi Hijau

Kelas Akber ke-10 ini adalah kelas yang sangat istimewa karena guru yang berbagi ilmu adalah M Berkah Gamulya, Manajer dan Musisi Simponi Band dari Jakarta.

Simponi (Sindikat Musik Penghuni Bumi) adalah grup band yang punya kepedulian lebih terhadap isu-isu lingkungan dan sosial. Mereka pernah Juara II Kompetisi Internasional Musik Anti Korupsi di Belgia tahun 2012 dan mewakili Indonesia dalam Asia Pacific Environmental Forum di Korea Selatan tahun 2011 dan 2012.

Kelas dibuka dengan lagu Vonis oleh Simponi Band  yang langsung membuat kelas menjadi meriah. Mas Mul menyampaikan bahwa Indonesia adalah surga bagi Flora dan Fauna dimana ada 667 spesies mamalia, 1604 spesies burung, 749 spesies reptil dan 30000 flora.

Hutan Sumatera luasnya 27 juta hektar (58% luas daratan) atau sama dengan dua kali luas pulau Jawa. Dalam 25 tahun terakhir hutan alam telah menyusut 49% karena tekanan pembangunan dan populasi. Luas hutan yang baik kini tinggal 10% (2,7 juta hektar atau lebih kurang seluas Pulau Belitung).

Hutan adalah perlindungan ekologis, tempat tinggal masyarakat, mengatur cuaca, menyeran CO2, menahan laju pemanasan global, sumber air, tempat tinggal satwa, sumber obat-obatan, dll.

Kerusakan hutan menurut WWF 2012 terutama disebabkan penebangan (illegal & legal logging), penebangan yang tidak lestari (unsustainable logging), kebakaran hutan dan lahan, kegiatan penambangan, dan konversi menjadi perkebunan dan tanaman industri (pulp).

Sumatera adalah satu-satunya tempat di dunia dimana satwa asli endemic yaitu orangutan, gajah, badak dan harimau dapat ditemukan secara bersama-sama, belum satwa yang lainnya. Namun sayangnya jumlah Harimau Sumatera terus berkurang karena perburuan dan habitatnya terdesak. Gajah Sumatera juga berkurang karena dianggap pengganggu perkebunan, mati karena diracun dan perburuan. Dalam 50 tahun terakhir jumlah satwa liar telah merosot 60 persen.

Lebih lanjut Gamulya memaparkan luas lahan gambut di Sumatera seluas 7 juta hektar, seperempat dari luas gambut di daerah tropika. Namun kini 50% (3,5 juta hektar) lahan gambut telah rusak. Luas tersebut sama dengan 7 kali luas pulau Bali.

Melihat kerusakan-kerusakan tersebut, apa yang harus kita lakukan sebagai generasi muda. Beberapa hal yang dilakukan anak muda adalah:

  1. Menulis, kritik dan protes lewat media sosial dan atau aksi langsung.
  2. Suarakan. Peduli terhadap kerusakan lingkungan di sekitarmu, jangan pasif.
  3. Bukalah mata dan hati. Monitoring dan laporkan praktik kerusakan yang terjadi.
  4. Cari tahu informasi lingkungan baik di bacaan, sekolah, dan internet.
  5. Ajak dan bergaul dengan teman-teman yang peduli lingkungan.
  6. Jadikan gaya hidupmu sebagai inspirasi dunia.

Generasi hijau sebagai  generasi yang peduli dan ramah lingkungan harus melakukan prinsip 3R (Reuse, Reduse, Recycle).

Sebagai penutup Mas Mul mengutip sebuah kata bijak “Kita bukan mewarisi bumi dari nenek moyang kita, tetapi kita menyewa bumi dari anak cucu kita.”

Bayu, Gitaris Simponi menambahkan tentang perlunya generasi muda memilih dan mendekati pemimpin pada semua tingkatan yang peduli lingkungan karena kita membutuhkan pendekatan sistematis dengan kebijakan yang pro lingkungan.

 

Sumber cerita Akber : [ blog Akber Labuhan Batu ]