Ulasan Rani: Hari Pertama Workshop Leadership Akademi Berbagi (Part 1)

Ulasan Rani: Hari Pertama Workshop Leadership Akademi Berbagi (Part 1)

Ulasan Rani: Hari Pertama Workshop Leadership Akademi Berbagi (Part 1)

Hari Pertama 22 Februari 2019

 

Kelas : Pertama Pemateri : Dian Adi Prasetyo (selanjutnya disebut Mas Didut)
“Sosial Media Plan”

 

 

Penggunaan sosial media sebagai media penyebaran kegiatan komunitas dan hal lain sudah terpakai dalam beberapa tahun yang lalu hingga saat ini. Namun apakah penggunaan media ini telah digunakan dengan baik oleh para penggunanya, apakah yang didapat dari para penerima pesan dari media sosial tersebut, lalu bagaimanakah cara menggunakan sosial media tersebut secara tepat pada saat ini.

Dahulu sosial media yang kita ketahui hanya Friendster, kemudian menghilang dan muncul Facebook dan Twitter, kemudian Instagram, Youtube, dan lain sebagainya, namun apakah para penggunanya sudah dapat menggunakannya secara tepat dan baik? Awal mula Akademi Berbagi muncul hanya berupa kegiatan mengadakan kelas dan belum memahami apa itu branding. Seiring waktu berjalan Akademi Berbagi diberikan masukan demi masukan hingga muncul istilah branding komunitas gerakan nirlaba Akademi Berbagi, dari sinilah Akademi Berbagi mulai berbenah dan fokus terhadap arah mana gerakan ini akan dibawa. Harapan yang sama terhadap Akademi Berbagi di daerah.

Dalam membranding sebuah gerakan maka perlu dilakukan beberapa pertanyaan yang perlu diajukan, yakni :

 

  1. What

What is your campaign? What is the idea? apa sih kampanye yang akan kita bawa, ide seperti apa yang tepat untuk kita lakukan penerapan serta gagasannya.

 

  1. Who

Who is the target? Who has similar campaign? Siapa sih target dari ide, kampanye, komunitas atau gerakan yang kita buat? Apakah ada komunitas atau gerakan lain yang memiliki kegiatan serupa dengan apa yang akan kita buat dan lakukan?

 

  1. How

How to “sell” the idea to your audience? How to communicate? Bagaimana cara kita menjual ide kita kepada audience secara tepat? Bagaimana cara kita mengkomunikasikan ide kita kepada mereka sehingga gerakan atau komunitas yang kita buat dapat berjalan dengan baik dan lancar.

 

Kemudian dari proses diatas kita bisa lanjutkan ke proses selanjutnya, yakni :

What do you want to be know? – Friends? – An Activitis? – An Expert?

Who targets audience will love? – Who are they? – What are they? – Where they live?

How – What they want to know? “Quotes”? “Tips”? “Quizzes”? – What format do they love to see? “Statistic”? “Video/Gif”? “Link”? – Where are they? “Facebook”? “Instagram”? “Blog”?

 

Dari sini kita ketika akan melakukan sebuah kegiatan atau gerakan harus dapat menganalisis secara baik ide-ide yang muncul sehingga harapan dari perjalanan atau gerakan kita ini dapat berjalan dengan baik meskipun pasti selalu ada rintangan, halangan, dll dalam membuat sebuah gerakan.

Setelah menganalisis barulah kita masuk ke “Content Plan” atau perencanaan isi dari kegiatan yang akan kita buat, berupa :

– Basic Content :

Campaign detail ⇨ Campaign Experience ⇨ Behind the scene ⇨ Greeting/Thematic content – Decide your campaign umbrella? Theme, hashtag? – Create content and editorial plan?

 

Kemudian langkah selanjutnya adalah “Monitor, Report, Review”, dimana langkah ini merupakan tahap analisa kegiatan yang telah kita lakukan, seperti :

– Best/Worst engagement? – Best/Worst asset? – Best/Worst Sentiment?

Setelah tahap analisa, maka dilakukanlah “Pomotion N Collaboration”. Disini merupakan tahap pengembangan dari kegiatan yang telah kita lakukan dengan cara :

 

– What do you want?

Awareness ⇨ Conversation ⇨ Viral ⇨ Joint the campaign? Disini kita dapat memilih ingin seperti apa sih kegiatan yang akan kita lakukan? Lakukan dan pilihlah hasil yang kita inginkan seperti apa.

 

Dari tahap diatas, langkah selanjutnya adalah “Digital Marketing Trifecta”. Disini kita dapat memilih cara yang seperti apa sih agar gerakan yang kita lakukan dapat lebih dilirik oleh audience kita, apakah “Buzzers”, “Influencer”, atau “apa”?

Kemudian adapun cara yang dapat kita lakukan, “How you find them”? seperti : – googling – hashtag – join “meet up” – influencer data base platform – suggested account – explore, explore, explore cara diatas merupakan agar gerakan yang kita buat dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Setelah kegiatan-kegiatan diatas tersebut dilakukan saat berjalan, jangan lupa untuk melakukan beberapa hal seperti :

– Review the content regulary – Build networking with local influencer – List of Influencers network

Dan tidak lupa yang paling adalah “Basis” dari para influencer : seberapa besar? Terkenal? Siapa? Impact? dll sehingga gerakan yang dibuat dapat terangkat dengan baik.

————

Berdasarkan materi ini, maka dapat disimpulkan bahwa sebuah gerakan, komunitas, ataupun kegiatan diharapkan dapat berjalan dengan baik yang dimana pada materi ini merupakan bagian terpenting dari perjalanan sebuah gerakan. Dan jangan lupa bahwa pilihlah gerakan yang baik serta memberikan impact baik terhadap audience, sehingga akan menularkan virus-virus positif untuk mengembangkan ke arah yang lebih baik secara bersama-sama.

————-

 

Pemateri Kedua: Mbak Marissa Hapsari
“Talent in the Future”

 

Saat ini merupakan jaman dimana perubahan teknologi berubah sangat cepat, begitu terasa saat di tahun 2005 ke atas. Dimana teknologi yang dahulu cukup lambat kini kian cepat dan dekat dengan manusia, dahulu sebelum tahun 2005 teknologi hanya bagian kecil yang tidak berpengaruh besar terhadap hidup manusia, kini manusia tidak bisa lepas dari teknologi yang dimana dapat terlihat seseorang akan bingung ketika handphone-nya ketinggalan di rumah.

Beberapa waktu lalu ketika semua orang pergi ke luar rumah untuk mencari dan memenuhi kebutuhan hidupnya, sekarang sebagian besar kebutuhan manusia dapat dimudahkan dengan adanya teknologi, mau makan tinggal buka aplikasi, mau berbelanja tinggal buka aplikasi, mau pesan tiket tinggal buka aplikasi, mau transfer tinggal buka aplikasi, mau melamar pekerjaan tinggal buka aplikasi kemudian daftar dan kirim, sungguh perubahan besar ini benar-benar berpengaruh terhadap hidup manusia.

Dahulu manusia yang bertalenta terbagi menjadi beberapa pada jamannya, yakni sebagai berikut :

Era – I : berfokus kepada kekuatan fisik, dimana pada jaman purba manusia untuk dapat bertahan hidup harus memiliki kekuatan fisik dan berburu.

Era – II : manusia yang memiliki IQ tinggi, pengalaman, serta performance baiklah yang akan terpilih untuk bekerja, terpilih untuk di nomor satukan, dll.

Era – III : competencies, semua berubah ketika seseorang memiliki kompetensi keahliannya masing-masing. Sehingga ialah yang akan dicari untuk bekerja.

Era – IV (now) : potential, saat ini semua orang yang memiliki berbagai potensi meskipun bukan dibidangnya lah yang akan dicari.

Talenta-talenta semua ini berubah dari waktu ke waktu mengikuti perkembangan dan kebutuhan lingkungan kerja saat ini. Harapan dari itu semua untuk generasi kita saat ini adalah kita harus dapat berubah dan mengikuti perubahan, hingga menjadi bagian dari perubahan itu sendiri. Pada era saat ini pun yang dilihat yakni adalah softskill seseorang lah yang akan menjadi bagian terpenting bukan hardskill yang dimilikinya.

 

Adapun 4 level potensial yang harus diketahui dan dimiliki oleh seseorang agar mampu bertahan dan mengikuti perubahan, yakni :

 

  1. Curiosity (rasa ingin tahu)

Merupakan rasa keingintahuan yang sangat tinggi mengenai sesuatu hal, sehingga bagian ini merupakan paling utama dari sifat yang harus dimiliki oleh seseorang terutama mengenai keingintahuan ilmu pengetahuan, informasi, isu, dan pekerjaan. Dimana bagian ini merupakan landasan penting yang harus dimiliki.

 

  1. Insight (wawasan)

Dari rasa keingintahuan tadi kemudian berkembang menjadi sebuah wawasan baru yang akan membawa seseorang memiliki pengetahuan akan sesuatu hal baru dan membuatnya dapat mencari atau menemukan solusi dari pengetahuan barunya tersebut untuk permasalahannya.

 

  1. Engagement (hubungan dekat)

Setelah adanya rasa ingin tahu dan wawasan, buatlah sebuah hubungan baik dengan orang-orang terdekat mengenai masalah yang ada sehingga akan terpecahkan masalah tersebut dengan adanya bantuan dan kerjasama dalam menyelesaikannya.

 

  1. Determination (ketetapan atau tekat bulat)

Adanya engagement yang baik, maka dari sinilah kita dapat membuat sebuah ketetapan atau tekat yang bulat terhadap solusi serta ide dalam menyelesaikan masalah, terlebih untuk memiliki sebuah kelebihan atau nilai baik dalam hal tersebut.

 

Beberapa hal di atas inilah yang akan menjadi incaran pekerjaan di masa depan, dan yang dicari yakni : – Human & Technology – Knowledge & Skill .

Kedua bagian pekerjaan di atas merupakan beberapa pekerjaan dimasa depan yang sangatlah dibutuhkan, namun untuk memenuhi pekerjaan tersebut maka memerlukannya sebuah “analitycal thinking, innovation, creativity, design thinking, and problem solve”.

Dari sinilah kita semua para relawan dituntut untuk dapat memiliki kemampuan- kemampuan tersebut agar dapat menghadapi perubahan yang sangat cepat saat ini terutama dalam lingkup dunia kerja nantinya, terlebih untuk dapat menjadi seorang pemimpin.

—————-

 

Pemateri Kedua: Mas Roby Muhamad, Ph.D

“Talent in the Future”

 

Build a Leader atau membangun seorang pemimpin merupakan salah tujuan dari adanya gerakan Akademi Berbagi, tugas seorang pemimpin itu sendiri adalah tanggung jawabnya terhadap sesamanya. Disini Mas Roby membagi 2 jenis tipe seorang pemimpin, yakni :

 

– Idealist

Merupakan sosok pemimpin yang selalu mengharapkan kesempurnaan dalam setiap pekerjaan, tanggung jawab, tugas, dan beban yang dihadapinya ataupun diberikannya kepadanya. Pemimpin tipe ini mungkin cenderung disukai dan diidolakan oleh orang-orang karena merupakan tipe pemimpin impian dan dambaan dari pribadi kita masing-masing.

 

– Romantics

Pemimpin tipe ini merupakan sosok yang melihat “ide sesuai dengan realitas yang ada” sehingga ia akan melihat sebuah permasalahan yang kemudian akan diselesaikannya dengan keadaan yang sebenarnya berdasarkan sebuah perasaan manusia. Sehingga pemimpin tipe ini merupakan sebuah pemimpin yang benar-benar memperhatikan orang-orang di sekelilingnya agar mereka dapat merasakan kenyamanan dalam bekerjasama, bersama-sama, dan berbagi.

 

Menjadi seorang pemimpin bukanlah sebuah tanggung jawab yang mudah, dimana terdapat sebuah amanat, beban, dan tanggung jawab yang besar karena tidak dapat melihat sebuah permasalahan atau perkara dari satu sudut pandang ataupun “yang penting selesai” melainkan harus memperhatikan sekelilingnya saat akan mengambil keputusan dan menjalankannya. Oleh sebab itu pemimpin yang baik itu adalah pemimpin yang romantic sehingga ketika akan menyelesaikan sebuah masalah ia akan “Touch the heart” atau menyentuh hati orang-orang disekelilingnya sehingga akan merasa nyaman dan dapat menyelesaikan masalah bersama dan tidak adanya idealis sesosok pemimpin dalam menyelesaikan masalah.

Dalam menyelesaikan sebuah masalah sebaiknya yang perlu kita pikirkan itu adalah “bagaimana menyentuh hati mereka” sehingga dibutuhkannya sebuah pemilihan bahasa yang tepat, seperti puisi ataupun sastra berbahasa yang baik.

Semua ini dipilih, diambil tindakan karena permasalahan yang akan diselesaikan tersebut berkaitan atau menyangkut tentang sebuah perasaan manusia atau human.

Kemajuan perkembangan jaman saat ini memang erat kaitannya dengan perubahan teknologi yang semakin maju, canggih, dan dilakukan perubahan untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri. Namun ingatlah bahwa ketika kemajuan teknologi tidak dapat menyentuh hati manusia itu sendiri maka sudah dapat dipastikan teknologi tersebut merupakan sebuah produk yang gagal. Maka ketika sebuah teknologi dapat menyentuh hati manusia maka teknologi tersebut dapat mememiliki kekuatan penuh dalam memenuhi kebutuhan manusia.

Bagaimana sih cara untuk menyentuh hati manusia itu sendiri ketika menggunakan bahasa, puisi, sastra, maka gunakanlah sebuah “Storytelling” atau dengan bercerita. Sehingga ketika kita dapat membuat storytelling yang baik untuk manusia, maka hasil yang dapat kita peroleh yakni adanya sebuah “rasa percaya” atau “Trust” dari mereka terhadap kita.

Adanya storytelling yang digunakan sebagai penyampai pesan dan untuk meraih kepercayaan dari seorang manusia, maka hal yang tidak dapat kita lupakan atau hilangkan yakni adanya “meaning” di dalamnya. “meaning” yang seperti apa sih yang tepat untuk mereka, siapa orang yang akan dituju dalam penyampaian pesan ini, apakah sudah tepat pesan yang kita buat untuk mereka? Maka ajukanlah pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagai media storytelling.

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan inilah maka hal yang terpenting selanjutnya adalah “Data” yang dimana akan digunakan sebagai bahan “Prediction” atau prediksi sebuah hasil. Apakah data tersebut memang relevan jika diselesaikan dengan cara seperti ini, itu, atau seperti apa.

Oleh sebab itu kita sebagai calon pemimpin harus dapat memiliki sebuah potensi atau talenta yang berjiwa kemanusiaan, data, dan mau mendengar berbagai permasalahan sebelum masalah tersebut terselesaikan. Ingatlah bahwa ketika kita tidak memiliki data maka kemungkinan besarnya hal yang kita lakukan justru berujung kegagalan.

Lupakanlah kata “comfort zone” karena sesungguhnya ketika kita sedang menghadapi masalah yang sulit dan mampu bertahan, maka disinilah peringkat kita telah menuju kenaikan atau perubahan secara baik.

Jadilah seorang storyteller yang baik, pandai, dan dapat memperhatikan lingkungan sekitar atau terutama manusia itu sendiri.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *