Oleh Evi (Relawan Akber Surabaya)

editor Sita Sidharta

Kelas Akber kali ini berbeda dari kelas-kelas sebelumnya, karena selain jumlah peserta melebihi kuota yang ditentukan, ada banyak permintaan dari para peserta waiting list yang mengharap adanya kelas bahasa isyarat sesi kedua.

 

Dipandu oleh Kak Ulfa dan Kak Nasta sebagai perwakilan dari Komunitas Arek Tuli Surabaya atau KARTU, mereka menjelaskan dengan lincah istilah-istilah dalam bahasa indonesia melalui gerakan jari-jari tangannya. Perlu diketahui penyebutan “Tunarungu” dan “Tuli” bermakna berbeda. Bagi komunitas KARTU, tunarungu bermakna negatif, merujuk ke telinga yang rusak dan butuh dioperasi. Mereka lebih senang dipanggil dengan sebuta “Orang Tuli” karena Tuli dengan T besar dianggap lebih netral serta tidak membawa kesan ada kerusakan dengan pendengaran mereka. Dengan kata lain, mereka sama dengan yang lainnya, hanya sedikit berbeda dalam bentuk interaksi yang melalui pandangan dan gerakan tangan, tanpa mengeluarkan suara.

 

Dalam komunitas KARTU terdapat sebutan akrab bagi teman dekat, panggilannya unik-unik dan lebih menjelaskan ciri fisik seseorang, tujuannya agar lebih cepat dan mudah untuk diingat. Di kelas ini, Kak Ulfa dan Kak Nasta juga menyampaikan gerakan-gerakan jari tangan untuk penyebutan huruf abjad bahasa indonesia, gerakan penanda hari dan bulan hingga gerakan isyarat untuk tiap-tiap kota. Perlu diketahui juga setiap negara memiliki gerakan isyarat yang berbeda-beda sesuai dengan budaya di negara tersebut, sama halnya dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang berbeda.

 

Suasana kelas kali ini benar-benar hidup, banyak peserta yang antusias mengajukan pertanyaan seputar bahasa isyarat. Disamping itu banyak juga yang berpartisipasi dalam games yang dilakukan oleh Komunikas KARTU. Kemungkinan akan ada next class dengan bahasan yang sama yakni Bahasa Isyarat.