Kolaborasi 3 Gerakan 4 Perempuan

Kolaborasi 3 Gerakan 4 Perempuan

Kolaborasi 3 Gerakan 4 Perempuan

Untuk pertaman kalinya Akademi Berbagi menggelar kelas dengan format Public Lecture, dan bakal seperti ini format selanjutnya, sekaligus untuk pertamakalinya berkolaborasi dengan Coin a Chance dan Taman Bacaan Pelangi. Saya, founder Akademi Berbagi, sudah bersahat lama dengan founder Coin a Chance dan founder Taman Bacaan Pelangi. Secara kebetulan, pendirinya semua perempuan dan bergerak di bidang pendidikan. Selayaknya sahabat, kami saling mendukung kegiatan masing-masing dan berbagi bantuan karena kami percaya gerakan postif jika dikerjakan bersama-sama akan memberikan dampak yang semakin besar.

Public Lecture sukses dilaksanakan kemaren Sabtu, 21 Februari didukung teman-teman dari Coin a Chance dan Taman Bacaan Pelangi. Kalau selama ini kelas Akademi Berbagi selalu gratis, untuk public lecture ini kami mensyaratkan setiap peserta harus membawa coin (uang receh) dan buku bacaan anak boleh baru boleh bekas.

Coin a Chance adalah gerakan pendidikan untuk memberikan beasiswa pendidikan anak PAUD sampai setingkat SMA dengan mengumpulkan coin (uang receh) dari masyarakat. Saat ini Coin a Chance sudah berjalan 6 tahun dan  memberikan beasiswa kepada banyak anak. Mereka tidak mengejar jumlah anak yang diberi beasiswa, tetapi memastikan setiap anak yang dibantu bisa selesai sampai SMA. Coin a Chance didirikan oleh 2 perempuan Hanny dan Nia yang tanpa mereka sadari memiliki uang receh banyak, dan ketika dikumpulkan ada sekitar 600 ribu rupiah yang cukup untuk membiaya satu anak sekolah. Dengan menggunakan blog kegiatan ini digulirkan ke publik dan mendapat sambutan dari banyak pihak. Saat ini Coin a Chance bukan hanya di Jakarta tetapi tersebar di beberapa kota di Indonesia dan di luar negeri. Kegiatan mereka bisa dilihat di blog http://coinachance.com Facebook https://www.facebook.com/coinachance dan twitter https://twitter.com/coinachance

Taman Bacaan Pelangi saat ini usianya sudah 5 tahun, dan memiliki puluhan taman bacaan khusus di Indonesia Timur. Berawal dari Nila Tanzil, sang pendiri yang bertugas di Indonesia Timur dan miris dengan kondisi pendidikan anak di sana. Nila memulai kegiatannya sendiri, dengan membangun satu taman bacaan, lambat laun semakin berkembang dan makin banyak. Bukan hanya menyediakan perpustakaan, tetapi juga melakukan berbagai aktivitas untuk anak-anak yang dikerjakan oleh para relawan setempat. Informasi Taman Bacaan Pelangi bisa dibaca di website http://tamanbacaanpelangi.com Facebook https://www.facebook.com/PelangiBook dan twitter https://twitter.com/pelangibook

Pendidikan adalah hak dasar manusia, dengan pendidikan manusia bisa meningkatkan kualitas hidupnya. Kami para perempuan penggagas sekaligus pengelola kegiatan ini berharap gerakan ini semakin meluas, bisa diduplikasi banyak orang sehingga akses pendidikan bisa merata dan mudah dijangkau oleh siapa saja. Dengan segala keterbatasannya, kami terus berjuang dan bergerak tanpa batasan. Kami percaya niat baik dan kegiatan yang baik selalu ada jalan untuk mewujudkannya.

 

Penulis : Ainun Chomsun. Founder Akademi Berbagi