Akadami Berbagi Foundation (ABF) baru saja menggelar Local Leaders Meeting pertamanya di tahun 2015. Acara ini mengumpulkan semua koordinator (Kepsek) kota Akademi Berbagi Foundation seluruh Indonesia, yang saat ini berjumlah 23 untuk membahas perubahan format Akademi Berbagi dari sebuah komunitas menjadi sebuah Foundation dan juga untuk membahas visi yang akan dijalankan kedepannya.
Ainun Chomsun, Founder Akademi Berbagi yang saat ini menjadi ketua yayasan memaparkan secara jelas alasan Akademi Berbagi berubah bentuk menjadi sebuah yayasan. Alasan utamanya adalah gerakan ini semakin lama semakin besar dan membutuhkan badan hukum. Dengan bentuk baru ini, Akademi Berbagi akan semakin bisa mempertanggungjawabkan segala kegiatannya dengan sistem yang jelas dan transparan. Bentuk yayasan ini juga diharapkan bisa memberikan dampak yang lebih besar kepada kota-kota yang berafiliasi, seperti mengirimkan guru yang terkualifikasi ke kota-kota yang membutuhkan.
Perjalanan Akademi Berbagi hingga seperti sekarang ini bukan tanpa halangan berarti. Berbagai kota yang berafiliasi dengan yayasan sudah pasti pernah mengalami kendala yang berbeda-beda saat melakukan misinya untuk berbagi. Pada sesi selanjutnya dari Local Leaders Meeting, para koordinator kota (Kepala Sekolah) mendapatkan simulasi problem solving dari Tiga Pijar, sebuah perusahaan konsultan pengembangan organisasi dan bisnis yang dipimpin oleh Jansen Siregar, Yanti Nisro, dan Zul Muhammad.
Misi dari Tiga Pijar dalam sesi ini adalah menuntun para koordinator untuk bisa mengatasi masalah di kota masing-masing dengan cara yang unik dan sederhana. Saat memulai sesi ini, para peserta diminta menuliskan keberhasilan dan tantangan yang pernah mereka dapatkan saat menjalankan kelas di kota masing-masing. Setelah itu peserta diminta mencari solusi dari tantangan yang pernah dialami dari keberhasilan yang pernah didapat oleh kota lain. Ternyata dengan cara seperti itu para koordinator bisa mengetahui bahwa solusi dari masalah sebenarnya ada di sekitar mereka sendiri.
Tidak selesai sampai di situ, mba Yanti Nisro memancing para peserta mengeluarkan ide radikal mereka untuk mengembangkan Akademi Berbagi. Lebih serunya lagi dari sesi ini, para peserta mendapatkan semua solusi dan ide radikal tersebut dalam bentuk tulisan yang bisa dibawa pulang ke kota masing-masing sebagai oleh-oleh.
Selesai sesi Tiga Pijar, peserta berkumupul dengan relawan kota Akademi Berbagi dari Jabodetabek untuk makan malam bersama. Makan malam kali ini dikemas secara spesial karena para peserta juga berkesempatan untuk bertemu dengan para pengurus yayasan Akademi Berbagi. Hadir mewakili pengurus ada mas Imam Subchan yang merupakan salah satu relawan dari Akber Solo dan juga ada mas Roby Muhammad, seorang dosen yang juga praktisi. Secara khusus mereka menyempatkan waktunya untuk bercerita tentang pengalamannya bertemu dengan Akademi Berbagi dan juga menceritakan alasan mengapa mau ikut terjun mengembangkan Akademi Berbagi sampai sekarang.
Mengembangkan Leadership
Untuk menjadi pemimpin, seseorang memang wajib dilatih terus menerus. Bahkan seorang pemimpin juga tetap dituntut untuk tetap belajar agar ilmu dan pengalamannya terus tumbuh dan menjadi panutan. Hal-hal itu lah yang banyak didapatkan oleh peserta Local Leaders Meeting pada hari kedua.
Para peserta mengawali hari kedua ini dengan menyerap ilmu tentang leadership dari Erni dan Leo yang hadir dari XL Future Leaders. Dari sesi ini peserta banyak belajar tentang nilai-nilai kepemimpinan seperi effective communication skill, enterpreneurship / innovation, dan managing change. Menurut mereka ketiganya yang butuh untuk dimiliki oleh setiap pemimpin muda yang ingin maju di jaman sekarang. Tidak hanya diajarkan nilai kepemimpinan, peserta juga diperkenalkan dengan beberapa thinking tools untuk mengelola ide dan pemikiran dari organisasi yang dipimpinnya.
Local Leaders Meeting 2015 ditutup dengan sesi yang sehat dan menginspirasi. Sehat karena diawali dengan dibagikannya secara gratis segelas smoothies yang berisi 7 sayuran kepada para peserta. Campuran ketujuh sayuran tersebut dibuat sendiri dengan cara spesial oleh pembicara di sesi terakhir, Audrey Pandi. Seperti yang dibilang di awal, sesi ini juga menginspirasi karena Audrey membagikan kisahnya saat menjadi Head of Procurement di sebuah perusahaan multinasional oil & gas.
Di perusahaan tersebut, Audrey mengawali karirnya sebagai staff. Meskipun bukan posisi teratas, dia selalu bertindak seolah-olah dia adalah pemimpin. Seorang pemimpin menurut dia harus memiliki 3 hal, yaitu decision, commitment, dan habbit. Ketiga prinsip tersebut yang selalu dipegangnya selama menjalani 6 tahun karirnya sebagai staff dan 5 tahun setelahnya sebagai kepala tim. Hingga tahun terakhirnya dia bukan hanya membawa timnya mencapai target, tapi juga melampaui hingga 30% lebih banyak. Sesi ini berhasil ‘menghipnotis’ para peserta karena kisah nyata yang disampaikan oleh Audrey sarat akan nilai kepemimpinan.
Banyak sekali hal yang bisa peserta dapatkan selama 2 hari mengikuti Local Leaders Meeting 2015 dari Akademi Berbagi Foundation. Harapannya, ilmu tentang strategic planning, problem solving, dan leadership dapat menjadi bekal bermanfaat yang bisa dibawa pulang oleh koordinator ke kota masing-masing. Menjadi bibit yang tangguh untuk membangun Indonesia melalui kotanya.
Berbagi Bikin Happy!
Ditulis oleh relawan Agustaf Riyadi
* Disclosure: Kegiatan Local Leaders Meeting 2015 disupport penuh oleh PT XL Axiata Tbk.