Saat ini, media sosial tidak hanya dijadikan tempat berjejaring tanpa batasan jarak, tapi juga dijadikan media komunikasi yang cukup berpengaruh hingga dapat digunakan oleh organisasi untuk menyampaikan pesannya pada publik. Penggunanya yang terus meningkat tiap tahunnya, menjadikan media sosial tempat yang tepat untuk menyebarkan informasi. Namun, untuk melakukan sebuah campaign yang sukses dibutuhkan strategi media sosial dan juga konten yang tepat.
Untuk itu, pada Sabtu, 6 Oktober 2016 lalu, Akademi Berbagi Jadetabek membuat kelas dengan judul “Social Media Camp: Strategy, Content and Buzzers” bersama Ainun Chomsun dan Wicaksono. Kelas ini adalah kerja sama Akademi Berbagi dengan DBS Bank Indonesia.
Pada sesi pertama, Ainun Chomsun (selanjutnya disebut Mbak Ai) menyampaikan materi seputar strategi dan managemen jasa pada media sosial. Menurut Mbak Ai, fungsi media sosial bagi sebuah organisasi atau brand adalah interaksi, relasi, sosialisasi, transaksi, dan reputasi. Untuk itu, sebelum menentukan strategi marketing pada media sosial, sangat penting untuk mengerti apa yang publik dan organisasi harapkan. Setelah itu, kita juga perlu menentukan sasaran serta mengenal perilakunya di media sosial. Hal ini agar pesan yang disampaikan efektif dan tepat sasaran. Organisasi dengan media sosial yang beragam tidak selamanya bagus, jika asetnya tidak dikelola dengan baik. Pilihlah platform yang paling banyak digunakan oleh sasaran. Sehingga dapat memaksimalkan strategi serta konten pada platform tersebut.
Selanjutnya, sesi Wicaksono (atau lebih dikenal di dunia digital dengan panggilan Ndoro Kakung) yang menjelaskan seputar pembuatan konten di media sosial serta pengaruh buzzer pada sebuah campaign di media sosial.
Cerita adalah kekuatan dari media sosial. Untuk itu, membangun narasi yang menarik menjadi bagian paling penting dalam membuat konten. Ndoro Kakung juga membagikan resep membuat konten yang menarik; buatlah dengan unsur manusia (utamakan yang baik) dan informatif.
Dengan banyaknya ad blocker yang dipasang, metode periklanan konvensional jadi tidak bekerja pada media sosial. Ditambah lagi data yang menuliskan bahwa sebanyak 74% konsumen bergantung pada ulasan di media sosial sebelum mereka memutuskan untuk membeli sebuah produk. Di sini influencer berperan dalam mengenalkan sebuah produk. Influencer memiliki berbagai macam peran, yaitu membangun brand awareness, brand trust dan brand engagement. Konten seputar produk yang dibuat influencer pun dapat dengan mudah dianggap sebagai ulasan oleh followers sehingga dapat mempengaruhi keputusan untuk membeli produk tersebut.
Sesi terakhir ditutup oleh Mona Monika, Executive Director, Head of Group Strategic marketing Communications DBS Bank Indonesia yang berbagi tentang campaign DBS #LiveMoreSociety dan #LiveMoreBankless yang merupakan keseriusan Bank DBS bertransformasi menjadi perusahaan bank digital yang menitikberatkan kemudahan bertransaksi di mana saja sehingga tidak mengganggu aktivitas harian.
DBS Indonesia dengan campaign #LiveMoreSociety mengajak banyak komunitas untuk bekerja sama melakukan inisiatif kebaikan, salah satunya dengan Akademi Berbagi. Aktivitas yang dilakukan bersama Akademi Berbagi adalah mengajak masyarakat Indonesia untuk melakukan inisiatif kebaikan dan membagikannya di platform media sosial Instagram dengan melampirkan tagar #LiveMoreSociety #LiveKind #DBSxAkber. Yuk, ikut berbagi kebaikan disini.
Dengan inisiatif baik #LiveMoreSociety dan semangat #LiveMoreBankless DBS Indonesia berkomitmen untuk terus berinovasi memberikan produk dan layanan terbaik serta kemudahan bertransaksi kepada para nasabah.